Cerita dari negeri antah berantah yang cukup menarik untuk
dibaca, dan jikalau bisa pun untuk di ambil hikmah: Dengan memperhatikan
perkembangan zaman dan kemajuan teknologi informasi yang berkembang dewasa ini
bahwa apa yang kita kenal dengan nama perompak di tengah laut atau lebih
dikenal dengan nama bajak laut ataupun
lanon kata orang-oarang tua dulu, telah melakukan berbagai macam inovasi dan
strategi baru untuk merampok ditengah laut. Laut yang menjadi sumber pendapatan
mereka telah kehilangan berbagai macam tangkapan untuk dijarah, karena
banyaknya patroli petugas di tengah laut, sehingga membuat mereka mencari lahan
baru untuk dijadikan sumber mata pencaharian apalagi menjelang bulan puasa dan
hari raya ini.
Para bajak laut atau lanon tersebut telah mengadakan rapat di salah satu pulau yang sangat terpencil dan kebetulan berada di daerah laut cina selatan. Berikut dialog antara para bajak laut tersebut: Para anggota berdialog bersama ketua lanon… Anggota lanon : Ketue… Jawab ketue : ye saye, ngape? Sekarang ini mata pencaharian kita telah terdesak, periuk nasek kita terancam, sementara kapal-kapal telah lama berlayar dan terus dikawal. Dan kita kepayahan untuk merompak mereka, apa ini tidak mengancam kita ketua? sementara tidak lama lagi puasa akan datang, hari raya pun menjelang. Di rumah pun belum ade apa-apa yang akan dimasak, pulang nanti bisa-bisa say di maki hamun orang rumah karena tidak membawa apa-apa dari laut ketua? Ketua lanon : Ya tak ya jugak yah… jadi apa pendapat para anggota lanon semua? (Logatnya bertanya sama persis logat P. Ramlee dalam film yang P. Ramlee menjadi ketua lanon tersebut, lupa saye judolnya…) … Terus di antara para anggota lanon yang lain menjawab dan memberikan usul.. Anggota lanon : Ketua,,, saye punya usul… Ketua Lanon menjawab : Silakan berikan usol saudara…. Anggota lanun : Sekarang ini laut sebagai tempat dan sumber mata pencaharian kita telah terancam untuk kita meneruskan mata pencaharian sehari-hari, ape lagi sebulan. Kalau begini terus kita akan bengkrap dan tekor, alias rugi. Mengingat tidak ada benda yang kita bawak pulang kerumah. Masing-masing istri kita mengamuk karena tidak ada benda lagi yang akan dimasak ketua. Dengan memperhatikan perkembangan teknologi sekarang ini, dan kemajuan zaman, bagaimana kalau kita mengubah strategi kita denga tidak lagi melirik laut sebagai lahan pendapatan kita tetapi juga kita harus melirik hutan, bagaimana ketua? Jawab Ketua lanon: ya tak ya jugak yah? Memang pintar dan begeliga kepala otak saudara, tapi bagaiman caranya? Terangkan saudaraku… anggota Lanun : Begini Ketua… saya melihat di dalam mimpi saya ada sebuah negeri yang subur, tanahnya dipenuhi dengan berbagai macam tanaman yang menarik hati bila dipandang. Diantaranya kelapa, tapi dalam bahasa mereka di sebut nio, adalagi tanaman yang selama ini untuk membuat campuran rokok yang di aduk bersama tembakau ketua, yaitu cengkeh. Dan masih banyak lagi tanaman yang lain. Ini perlu kita manfaatkan ketua… Jawab Ketua Lanon: Bagaimana caranya saudara berfikir ini bisa menjadi mata pencaharian kita? Kita belum punya pengalaman menjarah hutan, salah-salah nanti kita dikejar oleh orang hutan nantinya… hahahahahaha…. ( Ketua lanon tertawa sambil bergurau dengan para anggotanya, wkwkwkwkw…. diiringi dengan tawa seluruh anggota para lanun semua…) Mudah Ketua… Kita dekati para petinggi negeri itu, kemudian kita usulkan agar sebagian lahan negeri itu dijadikan hutan produksi terbatas, kemudian kita rancang anggarannya yang tidak sedikit itu ketua. Bayangkan ketua, jika dana itu tidak hanya dari mata uang mereka, yakni Rupiah, tetapi juga Dollar ketua. Jika dibayangkan memang tidak dapat dibayangkan… tetapi yang penting duetnya ketua, kita tidak usah lagi berupaya merompak laut, kita tinggal nyanda aja di kursi empuk ketua, tapi jangan sampai dikursi roda ketua, bahaya,,,,hahahaha….. (anggota lanon tersebut sambil bercanda)… Ketua Lanon : ada lagi tips dan caranya saudara? Anggota lanon.. ada ketua… walaupun zaman semakin maju dan berkembang, tetapi yang namanya hati manusia sangat susah untuk di jinakkan dengan uang ketua. Lebih lanjut ketua, kita adakan politik pecah belah yang telah lama tidak aktif ( memangnya mau mengaktifkan kartu hp? hahaha……)… yaitu politik pecah belah, yang dalam bahasa Belanda di sebut “devide et empera”… maka pasti akan muncul beragam reaksi ketua, tapi kita tenang-tenang saja. Karena secara keseluruhan para petingginya telah kita kuasai, kita tinggal mengeruk keuntungannya saja, zaman sekarang siapa yag tak mau uang ketua.
Walaupun mereka mengatakan, zaman sekarang ini, pejabat jadi penjahat, pemborong jadi pembohong, pengusaha jadi penguasa. Jangan di hiraukan ketua yang penting fulus, ada fulus mulus, tak ada fulus manpus. Bagaimana tanggapan ketua tentang usul saya tadi? Pertanyaan dari anggota lanon tersebut. Jawaban Ketua Lanun : hahahaha…. ternyata tidak percuma saya mempunyai anggota lanun seperti kalian, kalau begitu mari kita lanjutkan…. Kita jalankan program ini dan kita harus berbaur dengan mereka agar kita bisa memata-matai mereka dan apa saja yang telah dan bisa kita capai dari program itu…. hahahaha… akhirnya jadi juga kita menyambut puasa dan dapat merayakan hari raya dari program ini…mantap-mantap.. saya salut dengan para lanon semua…. Kita harus bergabung dengan para perompak berdasi, para perompak yang sekolahnya tinggi-tinggi tersebut yang duduk di kursi empuk. Memang pandai kalian anggotaku…hahahaha……… Tidak hanya rupiah tetapi juga dollar keuntungan kita…..(Tawa sang Ketua Lanun)….


0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungan anda. Prabu Satmata merupakan blog yang penulis buat untuk menyalurkan minat terhadap karya tulis, hanya ingin berbagi bukan bermaksud ingin menggurui.