Copyright © Prabu Satmata
Design by Dzignine
Minggu, 04 November 2012

Keajaiban Qiyamullail

Dustur Ilahi

Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku. [Q. S. Thaha {20} 14]. 


     Ini merupakan pengalaman yang paling mengesankan sampai detik ini bahkan mungkin seumur hidupku. Kisah ini terjadi sekitar tahun 2007 yang lalu, saat itu aku masih menjalin hubungan dengan seorang wanita yang memikat hatiku dan berniat ingin menikahinya. Sesuatu hal yang wajar dan manusiawi sekali mengingat usiaku sudah 26 tahun dan sudah waktunya untuk berumah tangga.  Sewaktu hubungan itu berjalan sekitar setahun, maka muncul keraguan di dalam hati ini setelah mengevaluasi hubungan itu, dengan memperhatikan sikap dan tingkah lakunya yang memang berubah. Apalagi setelah kematian bapaknya yang secara tidak langsung bukan hanya dia yang sikapnya berubah terhadapku, tetapi juga anggota keluarganya yang lain. Mungkin saja ada orang lain yang ingin di nikahi dengannya mengingat secara finansial dan kehidupan yang akan datang aku tergolong orang yang biasa-biasa saja.
     
     Dalam ketidakpastian menjalani hubungan itu aku menyempatkan diri untuk berkonsultasi dengan orang-orang tua yang selama ini aku kenal dan mereka juga memiliki  kelebihan yang Allah Swt berikan. Jawaban yang didapatkan dari orang-orang tua ini menyarankan aku untuk melaksanakan sholat istikharah memohon petunjuk dan pilihan terbaik yang akan  Allah SWT berikan untukku.   

     Sebelum melanjutkan  kisah tentang pengalamanku mengenai keajaiban qiyamullail atau shalat malam ini, ada baiknya kita mengetahui pengertian dan dasar rujukannya sesuai yang di jelaskan di dalam kitab suci al-Qur'anul karim. Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa qiyamullail atau shalat malam merupakan sarana pendekatan seorang hamba kepada Tuhan-Nya. Qiyamullail artinya menegakkan malam. Secara harfiah dapat di fahami sebagai menghidupkan malam, yaitu mengisi waktu malam untuk tekun menjalankan ibadah kepada Allah SWT. Di dalam al-Qur'anul karim di jelaskan bahwa Allah SWT berfirman : 

"Dan pada sebahagian malam bersembahyang tahajjudlah kamu, sebagai ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji." [Q.S. Al-Isra' (17) 79].

     Kemudian dari sebuah riwayat dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah SAW bersabda :

"Shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat di tengah malam. Puasa yang paling utama selain di bulan Ramadhan adalah puasa di bulan Allah; Muharram. HR. Muslim.


    Kembali kepada kisah dan pengalamanku tentang sholat malam tadi, beberapa hari setelah menerima saran dari orang-orang tua itu agar aku melaksanakan shalat istikharah tadi, namun saran itu belum juga aku kerjakan. Ada rasa pesimis, dan dalam hatiku pun bergumam,"apa memang iya aku harus melaksanakan saran orang-orang tua itu? dasar degil dan bandel aku belum juga melaksanakannya dalam waktu dekat. Namun walaupun demikian, hubungan kami terus berjalan. Sehingga pada suatu malam entah mengapa aku merasa ingin melaksanakan saran itu  dan tidak biasanya aku tidur lebih awal, dan bangun pada pukul 23.30 WIB. Hal yang pertama kali aku lakukan adalah mandi dan membersihkan diri baik dari hadats besar mau pun hadats kecil, setelah selesai mandi tersebut aku kenakan pakaian sholat yang rapi dengan memakai jubah berwarna kuning kleputih-putihan yang di beli pada tahun 2004 di Fanbil Mall, Muka Kuning Pulau Batam, itu merupakan jubah pertamaku, hingga saat ini setidaknya 5 buah jubah yang aku miliki dengan berbagai corak yang menarik sangat enak ketika dipakai untuk sholat dan entah mengapa aku merasa sangat tenang dan merasakan kedamaian ketika  mengenakannya. 

      Setelah sajadah  dibentangkan aku pun berniat melaksanakan sholat taubat 2 rakaat terlebih dahulu sebagai pembuka sholat malam atau qiyyaamullail malam itu. Baru dilanjutkan dengan sholat tahajjud 8 rakaat dan 3 rakaat sholat witir sebagai penutup. Barulah terakhir sholat istihkarah ini aku lakukan. Total waktu yang dihabiskan pada malam itu sekitar 2 jam. Terasa sangat mengantuk, aku pun tertidur pulas. Hingga bangun paginya tidak ada tanda-tanda atau pun jawaban atas ikhtiarku tadi malam. Merasa tertantang aku meneruskannya pada malam kedua, begitu juga sebaliknya, hasilnya masih saja tetap nihil belaka. Hingga malam ketiga aku tetap melaksanakannya tanpa putus asa, dan ibadah yang ku lakukan tidak mengalami perubahan sedikit pun dari malam pertama hingga malam ketiga ini. Namun rasa kantuk yang teramat sangat sesekali menghampiri, namun niat tetap ingin bermunajat kepada Allah SWT mengalahkan itu semua.   Setelah semua tata cara sholat malam aku lakukan, mulai dari sholat sunat taubah, sholat tahajjud diteruskan witir, dan terakhir sholat istikharah ini ku lakukan secara berurutan. Aku pun tak bisa lagi menahan rasa kantuk yang sangat dan memaksaku untuk cepat tidur.  Setelah tertidur tanpa disangka dan di duga malam itu aku pun bermimpi, dan di mimpi itu aku di giring untuk memasuki sebuah taman bunga yang sangat indah sekali,  rasa kagum takjub dan heran menghampiriku, sebuah taman bunga yang indah itu serasa berada di awang-awang tergantung antara langit dan bumi. 

     Di taman itu aku melihat begitu banyak wanita berkerudung dengan membawa mukena, membawa sajadah dan kitab suci al-Qur’anul Kariem. Mereka sedang asyik berbincang satu sama lainnya, sangat ramai sekali aku lihat.. Di tengah-tengah taman itu ada seorang wanita yang senyum melihat kedatanganku, karena penasaran aku pun menghampirinya. Terlihat sangat khas sekali senyuman itu seolah-olah ia telah menuggu kedatanganku, semakin aku dekati semakin penasaran aku di buatnya,  siapa sesungguhnya wanita ini dan bagaimana sejatinya bentuk dan rupa wajahnya. Aku terus meghampirinya dan sangat ingin mengenalnya, namun dia tetap tersenyum. Pelan tapi pasti aku terus melangkahkan kakiku sehingga jarak aku dan ia hanya sekitar 1 meter, saat hendak ku teruskan langkah kakiku itu,  aku pun terbangun dari tidur seperti orang yang ingin memperhatikan dengan jelas pandangan di depan mata. Jubahku basah karena berkeringat sewaktu bangun dari mimpi tersebut. Nafasku tersengal-sengal seolah-olah habis berlari kencang dan dada bergemuruh tidak karuan. Aku bingung, mengapa seperti ini, namun karena rasa kantuk ku yang amat sangat sehingga memaksaku untuk tertidur lagi. 

      Keesokan harinya ba’da maghrib aku menyempatkan untuk bertamu kerumah salah satu orang tua yang menyarankan untuk sholat istikharah tersebut, dan kebetulan beliau salah satu pengamal tarekat Naqshabandiah. Setelah diterima dengan baik, aku pun menceritakan maksud dan kedatanganku kepada beliau dan bercerita tentang mimpi yang di alami. Ia pun memejamkan matanya, sambil menarik nafas dan sayup-sayup aku mendengar ia membaca ayat-ayat suci al-Qur’anul Kariem, dan tiba-tiba beliau membuka matanya dan berkata, “berarti mimpimu ini insya Allah mengisyaratkan bahwa wanita yang sedang kau pacari sekarang nampaknya baik, tetapi hakikatnya tidak baik. Dan insya Allah yang akan menjadi jodohmu adalah wanita yang memakai kerudung di dalam mimpimu itu yang wajahnya tidak dapat dilihat karena sejatinya hanya Allah saja yang tahu siapa dia yang sesungguhnya, maka hendaklah engkau bersabar”, dan kebetulan wanita yang aku pacari waktu itu memang tidak memakai kerudung. Setelah diterima dengan baik hampir setengah jam lamanya, aku pun pulang untuk menunaikan sholat isya’. 

       Namun rasa puas belum juga menghampiriku, aku kembali mendatangi orang-orang tua yang aku kenal lainnya, betapa terkejutnya aku semua jawaban yang  di dapatkan sama persis sepert yang pertama, hal ini membuat aku semakin yakin bahwa inilah jalan terbaik antara aku dengan orang yang aku pacari tadi. Setelah petunjuk yang aku dapatkan lewat mimpi itu terhitung selama enam bulan aku berusaha meyakinkan diriku dan keputusan akhir aku ambil dengan mantap untuk mengakhiri hubungan yang telah terjalin selama lebih kurang satu setengah tahun itu.  Kami pun berpisah dan putus secara baik-baik, dan itu memang komitmen kami.

       Hari terus berlalu, dan aku mengisi hari-hari itu dengan kegiatan mendalami ilmu komputer baik itu kursus di Widyaloka maupun tutorial yang di dapatkan dari buku-buku panduan lainnya. Kegiatan itu terus berlangsung selama sembilan bulan ke depan. Hingga pada suatu malam tepat pukul 01.55 wib aku terkejut dan terbangun dari tidur nyenyak itu dikarenakan suatu mimpi yang sangat mengherankan bathinku, perasaanku didalam mimpi itu aku mengucapkan salam kepada seseorang, “Assalaamu ‘alaikum” kata bathinku dan terdengar sangat jelas suara seorang wanita yang menjawab salamku itu dengan mengucapkan “wa ‘alaikum salam”. 

Aku bersama istri dan kedua orang putraku
    Sekali lagi aku terbangun dengan tersengal-sengal dada terasa sakit dan keringat mengucur di kening dan tubuhku, kulihat jam tepat pukul 01. 55 WIB. Terhitung 3 minggu setelah mimpiku itu aku dengan tidak sengaja mengenal seorang wanita yang memang berkerudung perkenalan itu terus berlanjut dan berlangsung selama tiga bulan lamanya, aku merasakan suatu ketenangan sewaktu menjalani hubungan dengan wanita ini, setelah berta’aruf selama tiga bulan itu maka aku putuskan untuk melamarnya dengan restu orang tuaku, restu dari syeikh Mursyid selaku pembimbing bathin-ku maka niatku itu pun diterima dengan baik oleh pihak wanita tersebut. Pernikahan itu telah berlangsung dari tahun 2008 hingga sekarang, dan aku telah memiliki dua orang putra, semenjak itu aku sangat yakin bahwa Tuhan, Allah SWT  tidak akan menyia-nyiakan apa yang menjadi niat dan ikhtiar dari hamba-hamba-Nya yang memohon pertolongan kepada-Nya. Betapa besar kekuasaan Allah SWT selaku Tuhan seru sekalian alam. 


Kedua putraku sedang bergaya dengan pose yang begitulah mereka apa adanya

    Demikianlah pengalamanku tentang shalat malam yang sangat mengisnpirasi ini, pengalaman ini juga sangat membekas di hatiku sampai detik ini dan mungkin seumur hidupku. Jika Allah SWT berkehendak tentang sesuatu tidak ada yang sulit bagi-Nya sebagaimana yang di jelaskan di dalam al-Qur'anul karim :


        

Artinya Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu      hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia. (Q.S. Yaasin [36] 82). 

   So, bagaimana dengan kamu semua?... Apakah ingin mencoba?... Pilihan ada di tangan anda. Saya hanya ingin berbagi, tidak bermaksud menggurui.....

  






    






2 komentar:

  1. "Dan pada sebahagian malam bersembahyang tahajjudlah kamu, sebagai ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji." [Q.S. Al-Isra' (17) 79].

    Sungguh beruntung bagi siapa saja yang dapat melakukannya dengan iklhas. Semoga kita dapat melakukannya. Aamiin.

    Salam
    TambelanBlog

    BalasHapus
  2. Amin ya rabbal 'alamin... makasih bang karena telah bersedia mengomentari blog saya yang sederhana ini....

    BalasHapus

Terima kasih atas kunjungan anda. Prabu Satmata merupakan blog yang penulis buat untuk menyalurkan minat terhadap karya tulis, hanya ingin berbagi bukan bermaksud ingin menggurui.